
DALAM
 banyak situasi kita disajikan dengan program bacaan doa yang lantang 
dengan suara yang terpancar keluar bangunan, didengar oleh sekian banyak
 manusia. Begitukah caranya Allah mengatur hamba-Nya berdoa?  Doa itu 
ialah ibadah khusus terhadap Allah.  Lihatlah apa panduan berdoa dalam 
al-Quran, surah al-Araf ayat 55 dan 56. maksudnya:
"Berdoalah
 kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut.  Sungguh Dia 
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.  
"Dan
 janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan 
baik.  Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. 
 Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat 
kebaikan."
Apa
 yang banyak berlaku, doa sudah seperti upacara membaca sajak atau 
cerita. Tidak ada langsung rasa hiba dan penuh harap melainkan seperti 
suara pemaksaan. Tidak ada pelafazan doa yang menggambarkan rasa takut 
terhadap Allah.  Mungkin saja sebab doa hanya sebagai satu bacaan rasmi 
yang tidak diketahui apa-apa isinya.  Akhirnya doa jadi kaku dan tidak 
memberi apa-apa perasaan kepada si pelafaz.
Maka,
 apabila kita padamkan amalan kita dengan al-Quran dan sunah nabi, 
terasa janggalnya.  Beruntunglah kepada yang sedar dan mau kembali ke 
jalan Allah. Eloklah 
kita berdoa sebagai hubungan peribadi dengan Allah, yang tidak 
ditunjukkan kepada orang ramai. Dengan demikian lafaz doa menjadi 
perlahan, penuh harap dan jiwa yang takut kepada Allah. 
wallahu'aklam .





 

